JAKARTA, KOMPAS.com - Ternyata kegagalan dalam Ujian
Nasional (UN) tidak hanya disebabkan pada ketidaksiapan siswa terhadap
materi saja. Sebab, banyak siswa yang cerdas dan sebenarnya memperoleh
nilai tinggi di UN harus menghadapi kenyataan pahit karena Lembar
Jawaban Komputer (LJK) miliknya tak terpindai.
Pemerhati
Pendidikan Saufi Sauniwati mengatakan bahwa hal ini terjadi berulang
kali di tiap penyelenggaraan UN. Beberapa hal yang membuat LJK akhirnya
tidak terpindai saat dilakukan koreksi jawaban adalah cara penghitaman
yang salah, mencorat-coret LJK, tidak teliti saat mengisi LJK dan tidak
mengisi LJK dengan pensil 2B.
"Saya sempat ikut mengoreksi saat di
Cimahi dan itu banyak kejadian seperti itu. Jadi siswa juga diminta
disiplin karena yang namanya teknis ini sangat menunjang," kata Saufi di
Jakarta beberapa saat lalu.
Pertama, jangan pernah mencoba
menggunakan alat tulis selain pensil 2B. Sebab, dalam POS Ujian Nasional
(UN) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan wajib
menggunakan pensil 2B agar dapat terpindai dengan baik.
"Ada yang
waktu itu memakai spidol hitam. Ya jelas tidak bisa terbaca oleh mesin.
Jadi guru atau pengawas juga harus awasi peserta UN untuk ini," ujar
Saufi.
Kedua adalah cara penghitaman LJK. Sebenarnya, cara
penghitaman ini sudah berulang kali dijelaskan. Namun, berulang kali
pula, banyak siswa yang masih salah sehingga jawaban tak terbaca.
Yang
pasti bulatan harus dihitamkan penuh dan tepat. Sebaiknya juga hindari
hanya memberi centang pada LJK dan akan dihitamkan nanti karena
dikhawatirkan waktunya tidak cukup.
Ketiga adalah hindari
mencorat-coret LJK di bagian yang tidak diminta karena akan
mengakibatkan LJK tak terpindai. Salah satunya adalah tanda hitam
dipinggir LJK yang merupakan penanda sebaiknya jangan dicorat-coret.
Kemudian
jika diminta membubuhkan tanda tangan, maka lebih baik tetap gunakan
pensil dan jangan di luar kotak. "Pernah kejadian, anak ini dapat nilai
tinggi saat dikoreksi manual tapi saat dipindai tidak terbaca. Karena
tanda hitam yang dipinggir LJK itu diwarnai dan ada juga yang malah buat
gambar di LJK," ujar Saufi.
Selanjutnya, teliti dalam mengisi
LJK. Seringkali siswa lupa menghapus jawaban yang salah sehingga jawaban
pada suatu nomor menjadi dobel. Hal ini termasuk saat mengisikan nama
dan identitas di LJK. Perbedaan nama atau identitas juga mengakibatkan
LJK tak terbaca.
"Misalkan begini, namanya Christian Hadinata.
Pada hari pertama dia tulis lengkap. Kemudian hari kedua hanya ditulis
C. Hadinata dan hari ketiga Christian. H. Itu tidak akan bisa
terakumulasi nilainya sehingga merugikan," jelasnya.
"Jadi jangan iseng dan disiplin dalam teknis pengerjaannya juga sangat penting," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar